Sunday, March 15, 2009

CARDIAC ARREST

2.1 Definisi

Cardiac Arrest adalah terhentinya pompa jantung secara mendadak yang bersifat reversible, dan dapat bersifat irreversible jika tidak dilakukan intervensi segera(Robert,2001).

Cardiac Arrest adalah jantung tidak cukup memompa darah ke otak, Cardiac Output <20%, dan nadi carotis tidak teraba

2.2 Etiologi

2.1.1 Etiologi Primer : fibrilasi ventrikel dan Asystole

Fibrilasi ventrikel dan Asystole terjadi karena :

1. Iskemik myocard

2. Heart block

3. Obat-obatan

4. Elektrik shock

  1. VF / VT pulseless = ada gelombang khas

shockable rhythm, harus segera DC-shock

  1. Asystole = ECG flat, tak ada gelombang

hal61_2

UN-shockable

2.1.2 Etiologi sekunder

  1. Rapid secondary cardiac arrest

a. Asphyxia, oleh karena obstruksi jalan nafas, apnea

b. Kehilangan darah yang cepat

c. Alveola anoksia, terjadi oleh karena udem paru akut, menghirup gas yang tidak mengandung oksigen

  1. Slow secondary cardiac arrest

a. Severe hipoksemia

b. Edema paru

c. Konsolidasi paru

d. Kardiogenik shock

2.3 Gambaran Klinis

  1. Hilang kesadaran
  2. Apnea/gasping
  3. Sianosis/pucat
  4. Tidak ada pulse (karotis/femoralis)

2.4 Mekanisme Cardiac Arrest

Volume darah yang dipompa tiap menit oleh ventrikel disebut curah jantung. Besarnya berubah-ubah tergantung besarnya kebutuhan jaringan perifer akan oksigen dan nutrisi. Karena curah jantung yang dibutuhkan juga tergantung dari besar juga ukuran tubuh, maka diperlukan suatu indikator fungsi jantung yang lebih akurat, yaitu dikenal dengan indeks jantung (cardiac index). Didapatkan dengan membagi curah jantung dengan luas permukaan tubuh. Dan berkisar antara 2,8 sampai 3,6 liter/menit/m2 permukaan tubuh (sylvia1994). Indeks jantung di bawah 2,1 L/menit/m2 menyebabkan syok kardiogenik (sylvia1994) yang jika tidak di tanggulangi dapat mengarah pada cardiac arrest

cardiak output= stroke volume x frekuensi nadi, isi sekuncup sekitar 80ml (ganong,1995). Penurunan curah sekuncup akan menimbulkan respon kompensasi simpatis. Kecepatan denyut jantung dan daya kontraksi akan meningkat untuk mempertahankan curah jantung. Terjadi vasokontriksi perifer untuk menstabilkan tekanan arteri dan redistribusi aliran dari kulit demi mempertahankan organ-organ vital. Pengurangan aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerolus akan mengakibatkan pengaktifan sistem renin angiotensin Aldosteron dimana akan meningkatkan retensi air dan natrium oleh ginjal. Hal ini akan meningkatkan alir balik vena ( sylvia,1994).